Vape Bikin Gemuk atau Kurus? Ini Hasil Penelitiannya

vape bikin gemuk

Banyak vapers yang bertanya-tanya apakah vape bikin gemuk atau kurus. Sejumlah vapers merasa bertambah berat badan karena merasa lapar terus, tetapi banyak vapers lainnya yang merasa tidak ada mengalami perubahan apa-apa.

Kebingungan mereka semakin bertambah karena vapers yang telah lama beralih dari rokok konvensional merasa jadi suka ngemil. Kenaikan berat badan (BB) mereka bisa meningkat belasan kilogram. Apakah benar vape bikin gemuk? Vape On secara khusus mencari riset dan membahas apakah vape bikin gemuk untuk kamu!

Hasil Penelitian Pengaruh Vape Terhadap Berat Badan

Beragam respon tentang pengaruh vape terhadap berat badan ditemukan di komunitas vapers. Sejumlah vapers merasa perut semakin buncit karena suka makan, ada yang merasa semakin kurus, dan vapers lain merasa tidak ada pengaruh apa-apa alis berat badan segitu-gitu doang.

Banyak vapers di komunitas yang merasakan hal yang sama, yaitu mudah lapar setelah beralih dari rokok konvensional ke vape. Nafsu makan mereka meningkat dan frekuensi makan mereka bertambah dari yang semula 3x sehari menjadi 4-5x sehari.

Sebagian besar merasa peningkatan nafsu makan disebabkan oleh rasa manis pada liquid. Rasa manis pada vape membuat mereka semakin suka makan terus-menerus karena lidah merasa enak. Namun, apakah benar rasa manis bisa berpengaruh terhadap nafsu makan dan menjadi penyebab utama vape bikin gemuk?

Penelitian berjudul Lack of Substantial Post-Cessation Weight Increase in Electronic Cigarette Users telah dilakukan oleh Cristina Russo bersama tim peneliti lainnya. Penelitian tersebut telah dipublikasikan di jurnal International Journal of Environmental Research and Public Health pada tahun 2018 lalu.

Dari penelitian tersebut, Cristina dan tim menemukan pengguna rokok elektrik mengalami kenaikan berat badan yang kecil setelah 12 bulan. Namun, angka yang diperoleh jauh lebih rendah apabila dibandingkan dengan orang yang berhenti merokok tanpa bantuan rokok elektrik.

Penelitian lain juga tidak benar-benar menunjukkan vape bikin gemuk atau memiliki peran besar terhadap kenaikan berat badan. Jurnal berjudul e-Cigarettes, Smoking Cessation, and Weight Change yang ditulis oleh Lyzwinski dan tim pada tahun 2024 menunjukkan bahwa penggunaan vape tidak memberikan perbedaan signifikan terhadap kenaikan berat badan setelah berhenti merokok konvensional.  

Peserta tetap mengalami kenaikan rata-rata sekitar 2 kg dalam 12 minggu, baik yang memakai rokok elektrik maupun tidak. Artinya, peserta yang berhenti merokok dan memilih nge-vape tidak memiliki perbedaan kenaikan berat badan secara nyata dibandingkan dengan peserta yang benar-benar berhenti merokok tanpa bantuan vape. Jadi, vape belum bisa dikatakan berperan utama terhadap kenaikan berat badan.

Dari penelitian di atas, rasa manis pada liquid juga tidak banyak berperan membuat vapers gemuk. Belum ada penelitian yang mengatakan rasa manis liquid membuat napsu makan meningkat.

Namun, kenapa banyak vapers yang merasa semakin suka makan saat nge-vape? Napsu makan mereka meningkat karena telah mengurangi konsumsi nikotin. Perokok yang berhenti merokok lalu beralih ke vape mengalami perubahan pola asupan nikotin dalam tubuh.

Pada sebagian orang, kadar nikotin yang masuk melalui vape bisa lebih rendah dibandingkan saat merokok konvensional. Asupan nikotin yang memiliki efek menekan nafsu makan dengan cara menurunkan hormon lapar seperti ghrelin dan meningkatkan rasa kenyang menurun.

Ketika asupan nikotin menurun, efek penekanan nafsu makan pada nikotin ikut berkurang. Sehingga, tubuh kembali merasakan lapar lebih sering atau lebih kuat. Hal tersebut yang bisa menjadi penyebab kenapa para vapers yang beralih dari rokok konvensional jadi suka lapar dan berat badan meningkat.

Apakah Vape Mengandung Kalori?

Sejumlah vapers mempertanyakan apakah vape bikin gemuk karena mengandung kalori. Banyak juga yang berasumsi kalori lah yang bisa menyebabkan berat badan vape meningkat.

Kandungan atau bahan utama liquid, seperti PG, VG, flavoring, dan nikotin, memang memiliki kalori. Namun, jumlah kalori pada liquid tidak besar dan tidak masuk sistem pencernaan seperti pada makanan. Artinya, kalori pada liquid tidak diserap oleh tubuh dan tidak berkontribusi dalam penambahan berat badan.

Apa Kata Dokter?

Ternyata dr. Amadeo D. Basfiansa di website resmi Alo Dokter menyebutkan bahwa hubungan antara vape dengan metabolisme dan berat badan masih memerlukan studi lanjut. 

Penurunan berat badan mungkin saja terjadi karena beberapa hal, mulai dari metabolisme tubuh hingga jantung berdebar seperti saat olahraga. Namun, hal tersebut belum ditunjang dengan penelitian yang cukup.

Jadi, Vape Bikin Gemuk?

Dalam penelitian yang telah dilakukan, liquid vape belum menunjukkan pengaruh terhadap berat badan atau bikin gemuk secara signifikan. Rasa manis dari vape juga belum ada yang meneliti memberikan pengaruh terhadap nafsu makan.

Perubahan berat badan yang dialami para vapers lebih dipengaruhi oleh faktor lain, perubahan konsumsi nikotin, pola makan, serta gaya hidup sehari-hari. Jadi, bukan vape yang menjadi penyebab utama para vapers semakin buncit, melainkan bagaimana tubuh merespons perubahan konsumsi nikotin dan kebiasaan baru setelah berhenti merokok.

Masih berdebat dengan temanmu karena vape bikin gemuk? Kirimkan saja artikel ini agar semakin banyak orang yang memahami fakta sebenarnya tentang hubungan vape dan berat badan!

Insight seputar vape:

Bagikan melalui :

WhatsApp
X
Facebook
Telegram