[Panduan] Cara Kerja Vape dan Komponen Penting

cara kerja vape

Banyak vapers yang hanya menikmati sensasi uap vape tanpa benar-benar tahu cara kerja vape. Akibatnya, tidak sedikit yang mengalami masalah seperti dry hit, coil cepat rusak, atau liquid boros padahal semua masalah itu bisa dihindari jika memahami cara kerja vape.

Dengan mengetahui cara kerja vape dan komponennya, kamu bisa merawat device lebih baik, memilih liquid yang tepat, dan mendapatkan pengalaman vaping yang maksimal. Pahami cara kerja vape dengan baik hanya di artikel ini, ya!

Komponen pada Vape

Memahami cara kerja tanpa mengetahui komponen vape akan menyulitkanmu memahami penjelasan bagaimana cara kerja vape. Berikut komponen utama vape yang wajib kamu ketahui:

1. Baterai

Umumnya, vape menggunakan baterai lithium-ion yang mampu menyimpan daya besar dengan ukuran yang relatif kecil. Baterai jenis ini memiliki arus yang stabil, bisa diisi ulang, dan memiliki daya tahan yang baik. Komponen inilah yang berperan mengalirkan listrik ke coil untuk memanaskan liquid.

Meskipun baterai lithium-ion powerful, vapers harus tetap berhati-hati karena penyimpanan atau perawatan yang salah bisa berbahaya misal baterai meledak akibat dicas berlebihan atau salah menyimpan baterai di suhu yang esktrem. Namun, produsen vape telah device dengan chipset produksi untuk menjaga keamanan para vapers.

Baterai vape bisa berbeda tergantung pada device-nya. Baterai pada pod biasanya sudah built-in dan para vapers cukup charge saja. Sementara itu, device jenis pod menggunakan baterai eksternal yang bisa dilepas pasang.

Para vapers sebaiknya menggunakan baterai dalam kondisi full untuk mendapatkan pengalaman vaping maksimal. Tanpa adanya baterai, coil pada vape tidak akan bisa panas dan liquid tidak bisa diubah menjadi uap yang biasanya para vapers nikmati.

2. Chipset

Chipset menjadi komponen vape untuk mengatur daya atau arus listrik dari baterai ke coil. Chipset dianggap sebagai otaknya vape karena chipset yang mengatur agar proses pemanasan liquid tetap stabil.

Seperti yang sudah dibahas di poin sebelumnya, chipset berfungsi sebagai proteksi. Chipset melindungi device dari overheat maupun overcharge. Pada beberapa device, chipset juga memiliki fitur tambahan, seperti pengontrol suhu, bypass atau puff counter. Fitur-fitur tersebut hadir untuk memberikan pengalaman vaping yang lebih menyenangkan pengguna.

3. Coil

Coil atau atomizer adalah komponen kecil yang berfungsi sebagai pemanas. Coil atau kawat akan dibungkus dengan kapas organik yang menyerap liquid dari tank. Ketika dialiri listrik, coil atau atomizer menghasilkan panas dan liquid yang diserap kapas akan menguap. 

Coil atau atomizer berperan penting saat vape karena komponen ini menentukan rasa dan uap yang dihasilkan. Jika coil rusak, kamu akan merasakan sensasi gosong atau uap yang dihasilkan tipis.

Coil atau atomizer dibuat dari beberapa jenis logam khusus yang tahan panas, diantaranya kanthal, nichwome, stainless steel, nickel dan titanium. 

Coil dan kapas saling berkaitan erat, mari kita bahas tentang kapas lebih detail!

4. Kapas

Kapas merupakan bahan yang berfungsi menyalurkan liquid dari tank ke coil. Kapas meresap liquid. Ketika coil dipanaskan, liquid yang ada di kapas akan berubah menjadi uap. Coil tidak bisa bekerja optimal apabila tidak ada kapas.

Kapas vape berbeda dengan kapas yang umum digunakan untuk membersihkan wajah. Secara umum, kapas pada vape adalah kapas organik yang terbuat dari serat kapas alami tanpa pemutih atau bahan kimia tambahan. Tanpa kapas, liquid tidak bisa dipanaskan dengan optimal.

5. Tank

Tank merupakan wadah untuk menyimpan liquid sebelum akhirnya dipanaskan coil. Istilah tank biasanya digunakan pada mod. Sementara itu, tank pada pod biasanya berupa cartridge yang lebih praktis. Tidak hanya sebagai storage, tank pada vape juga menjadi penghubung liquid ke coil dan kapas. 

6. Drip Tip atau Mouthpiece

Drip tip atau mouthpiece merupakan bagian yang digunakan untuk menghirup uap dan terhubung langsung ke tank. Uap yang dihasilkan coil akan melewati drip tip atau mouthpiece sebelum masuk ke mulut vapes.

Bentuk komponen ini bervariasi, ada yang kecil (untuk sensasi mirip rokok) dan ada yang lebih besar (untuk menghasilkan uap tebal).

Mouthpiece merupakan istilah umum yang digunakan pada pod system sedangkan drip tip sering digunakan pada mod. Mouthpiece biasanya menyatu dengan cartridge sementara drip tip bisa dilepas dan pasang.

7. Airflow System     

Sistem saluran udara atau airflow mengatur banyak sedikitnya udara masuk ke coil. Airflow membantu aliran uap pada vape. Dengan airflow, pengguna bisa memilih sensasi vaping yang lebih ketat (mirip rokok) atau lebih longgar (cloudy dengan uap banyak).

Cara Kerja Vape

Nah, setelah memahami setiap komponen pada vape, mari kita bahas cara kerja vape. Umumnya, prinsip kerja vape di semua device sama.

Baterai akan memberikan sumber tenaga pada chipset untuk mengatur aliran listrik pada device. Pada prinsipnya, vape bekerja dengan cara mengubah liquid menjadi uap.

Saat kamu menekan tombol dan mengisap vape, baterai akan mengalirkan daya ke coil atau kawat untuk dipanaskan. Kapas yang membungkus coil dalam waktu bersamaan menyerap liquid dari tank.

Saat coil memanas, liquid yang ada dikapas akan berubah menjadi uap. Uap itulah yang akan para vapers hirup dan memberikan sensasi rasa atau flavour. Jadi, vape berbeda dengan membakar, tetapi memanaskan liquid melalui coil.

Cara kerja vape mudah kamu pahami ‘kan? Lalu, apakah vape atau rokok elektrik sama dengan rokok konvensional?

Perbedaan Cara Kerja Vape dan Rokok Konvensional

Inilah pertanyaan yang sering muncul di kalangan vapers pemula yang mau beralih dari rokok ke vape yang dikenal relatif lebih aman. Apa perbedaan vape dan rokok konvensional?

Rokok konvensional bekerja dengan cara membakar tembakau sehingga menghasilkan asap yang mengandung ribuan zat kimia berbahaya seperti tar, karbon monoksida, dan karsinogen. Sebaliknya, vape tidak menggunakan proses pembakaran. 

Vape berbeda dengan rokok konvensional. Vape hanya memanaskan liquid melalui coil untuk diubah menjadi uap. Uap tersebut mengandung nikotin (jika ada, karena ada liquid yang memiliki kadar 0 nikotin) dan rasa. 

Berbeda dengan rokok, vape tetapi tidak menghasilkan tar maupun karbon monoksida. Inilah alasan vape sering dianggap relatif lebih aman dibandingkan rokok.

Meskipun demikian, kamu perlu mengingat bahwa vape tidak sepenuhnya bebas risiko, apalagi jika digunakan secara berlebihan.

Itulah bagaimana cara kerja vape. Memahami cara kerja vape membantumu mendapatkan pengalaman vaping yang memuaskan karena kamu bisa setting device berdasarkan ilmu atau teori yang kamu miliki.

Yuk, bagikan insight lengkap ini ke temanmu, terutama para vapers pemula yang sedang membutuhkan informasi tentang bagaimana vape bekerja. Beri pemahaman bahwa vaping sangat bisa dilakukan dengan aman!

Panduan mengatasi masalah saat nge-vape:

Bagikan melalui :

WhatsApp
X
Facebook
Telegram